Shalat Sebagai Rasa Syukur
22 Sep 2019
Segala puji bagi Allah, yang telah memberikan segala nikmatnya terus menerus, siang dan malam tanpa perhitungan, yang maha terjaga, yang tidak pernah mengantuk dan tidak tidur, yang maha hidup abadi dan maha memelihara semua makhluk-Nya.
Pemberian-Nya tidak terhitung dan terkira, tak ada ungkapan syukur yang terucap dari lisan sang hamba yang lemah ini melainkan ucapan Al-Hamdulillahi robbil ‘alamin.
Sering kita mendengar perkataan para da'i, sholat itu nikmat, sholat itu indah, sejuk tenang, nyaman dan bahagia. Betulkan demikian? anehnya kenapa masih ada yang meninggalkan kewajiban umat muslim ini, walaupun orang tersebut beragama islam.
Lihat ditempat-tempat keramaian, dan ketika itu waktu sholat jum'at atau waktu magrib yang waktunya pendek, anehnya ramai sekali orang-orang disitu asik dengan aktivitasnya masing-masing, jika ditanya apa agamamu jawabnya adalah Islam. Maka timbul pertanyaan kenapa terjadi seperti itu?
Pertama kali yang harus dipahami dan diinsafi sebagai seorang muslim adalah bahwa dirinya adalah seorang hamba, seorang hamba yang diciptakan Allah, yang dikaruniai banyak nikmat, yang tinggal di bumi yang telah diciptakan Allah, mempunyai kewajiban untuk patuh dan tunduk pada aturan-aturan Allah yang menyejahterakan dan menyelamatkan.
Sebagaimana Allah SWT telah mewajibkan atas hambanya untuk melakukan sholat, zakat, puasa, haji, berbakti kepada orang tua, menghormati tetangga, menyantuni anak yatim, mengasihi fakir miskin, memberi pada peminta-minta, nasehat-menasihati dalam menaati kebenaran dan menetapi kesabaran dan lain-lain, maka ketaatan atas semua itu merupakan hal yang wajib pula.
Apa yang Allah syariat-kan (menjadikan aturan) semua memiliki hikmah kemaslahatan bagi umat manusia. Dalam hal ini kita coba melihat dalam hal kewajiban shalat, Allah berfirman:
Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar.
(QS. Al ‘Ankabut: 45).
Dalam tanda kutip sholat yang diterima Allah, bukan sholat-nya orang-orang yang lalai ketika sholat. Kalau semua orang Islam memelihara sholat dengan baik maka niscaya kemungkaran akan berkurang bahkan sirna.
Wahai orang yang menyandang Islam didadanya :
Berdirilah untuk sholat sebelum kakimu tidak mampu menahan berat badanmu untuk berdiri
Ruku'lah bersama orang-orang yang ruku' sebelum tubuh ini tak bisa lagi untuk di tekuk
Sujudlah merendahkan dirimu dihadapan-Nya Sebelum dirimu tak kuasa untuk melakukannya.
Sholat adalah tanda syukur, Banyak Sholat = Banyak Syukur. Nabi pernah ditanya Oleh istrinya, Wahai Rasulullah kenapa baginda banyak sholat di malam hari, bukankah baginda sudah diampuni dosa-dosa baginda yang telah lalu dan yang akan datang (maksum)?
Pertanyaan Istri Rasulullah hanya dijawab dengan jawaban sederhana nan penuh keikhlasan : Sudahkah diri saya ini termasuk hamba yang bersyukur.!
Rasul yang ibadahnya luar biasa seperti itu masih mengatakan demikian, karena hakekat nikmat yang Allah telah karuniakan, sampai akhir hayat manusia tidak akan cukup untuk mensyukurinya, dan tidak akan pernah terhitung jumlahnya.
Jika kita menengok diri kita, kita harus insaf bahwa kita termasuk orang-orang yang sering lalai untuk senantiasa bersyukur, karena kita belum dapat mengikuti cara bagaimana rasulullah bersyukur.
Karena kelemahan dan kelalaian hamba Allah senantiasa mengingatkan dalam Al-Qur'an yang berulangkali,
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan.
(QS. Ar-Rahman: 13).
Ayat itu diulang sebanyak 31 kali dalam Surah Ar-Rahmaan. Kerap membuat siapapun tertegun membacanya. Betapa kita, sebagai makhluk-Nya, terkadang terlalu sombong untuk sekadar mengucapkan ‘Terima Kasih’ kepada Sang Maha Pencipta, Allah SWT.
Ingatlah, sabar dalam kebaikan adalah penolong, sabar menjalankan ketaatan adalah penolong, sholat yang khusu' dan ikhlas adalah Penolong, Penolong diri untuk selamat di kehidupan dunia dan akhirat. Allah SWT berfirman:
Dan mintalah pertolongan ( kepada ) Allah dengan sabar dan sholat.
Dan sesungguhhya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusu’ , ( yaitu ) orang-orang yang menyakini , bahwa mereka akan menemui Robb-nya dan bahwa mereka akan kembali kepad-Nya.
(QS. Al-Baqarah: 45-46)
Untuk Apa Sholat?
Ketahuilah bahwa sholat itu untuk diri seorang hamba sendiri, karena Allah yang Maha Luhur dan Maha Agung tidak butuh akan sholat hambanya.
Keagungan dan ke-Maha Besaran Allah tidak bertambah lantaran ibadah sang hamba dan tidak pula berkurang lantaran hamba tidak mau beribadah kepada-Nya, apakah seorang hamba itu mau beribadah atau tidak, tidak akan berpengaruh sama sekali atas kebesaran-Nya.
Karena sangat pentingnya sholat ini Rasulullah SAW bersabda :
Perkara yang pertama kali dihisab adalah shalat. Sedangkan yang diputuskan pertama kali di antara manusia adalah (yang berkaitan dengan) darah.
(HR. An-Nasa’i no. 3991. Dinilai shahih oleh Syaikh Al-Albani).
Keinsafan diri sebagai hamba yang wajib patuh dan taat pada perintah Allah dan senantiasa bersyukur atas nikmat dan karunianya adalah pemicu kuat yang membuat orang ringan menjalankan ketaatan terutama sholat.
Sebagai tanda syukur kita atas karunia Allah yang tak pernah cukup untuk disyukuri, kita menjalankan sholat dengan baik dan tulus, karena sungguh penyesalan itu selalu berada di-akhir.
Sadar atas keterpedayaan ketika di dunia atas meninggalkan sholat atau amal yang tidak atau kurang Ikhlas adalah lebih baik, dan akan terhindar dari penyesalan Abadi di akhirat.
Karena dikisahkan di akhirat banyak orang mencari-cari amalnya ketika didunia namun ia sedikitpun tidak menjumpainya. Maka janganlah buat diri-diri ini menyesal selamanya ketika di akhirat.
Demikian apa yang dapat kami tulis, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat, bila kami ada kesalahan dalam menulis kurang lebihnya mohon maaf.
Wallahu a’lam bis shawab.
Belum ada Komentar untuk "Shalat Sebagai Rasa Syukur"
Posting Komentar
dfddssds