Amalan Penghapus Dosa

Amalan Penghapus Dosa
29 Sep 2019
Amalan penghapus dosa

Tumpukan dosa yang menggumpal bukan berarti tak bisa dihapus. Beragam kebaikan yang dilakukan dengan ikhlas mampu menghapusnya. Kesalahan bisa dilakukan siapa saja. Tak terkecuali ahli ibadah sekalipun.

Karenanya, orang yang terbaik bukan mereka yang tak pernah terjerembab dalam kekeliruan. Tapi, mereka yang selalu menyadari kesalahannya, lalu bertaubat. Dan tidak menunda walau sedetik pun.

Langsung bertaubat dari dosa merupakan keharusan yang tak bisa ditunda-tunda. Jika taubat ditunda, ia akan memunculkan durhaka lain akibat penundaan itu,” kata Ibnu Qayyim al-Jauziyah.

Begitu pentingnya taubat karena ia adalah gerbang segala ampunan. Ia adalah wujud pengakuan hamba atas dosanya, dan jembatan pengakuan Allah bagi ampunan-Nya.

Taubatlah yang menjadi kunci kebaikan untuk menghapus dosa kesalahan seorang hamba. Allah berfirman,

Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal shalih, maka kejahatan mereka diganti dengan kebaikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

(QS. Furqan: 70)

Adapun amalan lainnya yang dapat menghapus dosa seorang hamba bila di kerjakan dengan ikhlas dan tawakal. Berikut amalan tersebut,

Daftar Isi



Sedekah


Setelah gerbang ampunan terbuka, ibadah berikutnya yang bisa melebur dosa adalah sedekah, baik yang dilakukan dengan terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi. Allah berfirman,

Jika kamu menampakkan sedekah(mu) maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagi kamu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu, dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

(QS. Al-Baqarah: 271)

Rasulullah SAW bersabda,

Sedekah itu mematikan (melebur) kesalahan dan takwa itu membunuh kesalahan seperti air memadamkan api.

(HR. Thabrani)

Sedekah berasal dari kata shadaqa yang berarti benar. Orang yang suka bersedekah adalah orang yang benar pengakuan imannya. Menurut terminologi syariah, pengertian sedekah sama dengan pengertian infak, baik hukum maupun ketentuan-ketentuan umum lainnya.

Hanya saja, jika infak cenderung berkaitan dengan materi, sedekah memiliki arti lebih luas, menyangkut juga hal yang bersifat non-materi.

Hadis riwayat Imam Muslim dari Abu Dzar, Rasulullah SAW menyatakan bahwa jika tidak mampu bersedekah dengan harta, maka membaca tasbih, membaca takbir, tahmid, tahlil, berhubungan suami-istri, atau melakukan kegiatan amar ma’ruf nahi mungkar juga sedekah.

Dalam hadis lain yang juga diriwayatkan Muslim, Rasulullah SAW menyebutkan bahwa tersenyum kepada saudara yang lain, itu sedekah.

Lebih luas lagi, kata sedekah yang terdapat dalam al-Qur’an, sebagian dimaksudkan zakat.

(QS. at-Taubah: 60 dan 103).

Hanya saja, walaupun seseorang telah berzakat tetapi masih memiliki kelebihan harta, ia sangat dianjurkan untuk berinfak dan bersedekah.

Berinfak adalah ciri utama orang yang bertakwa. (QS. al-Baqarah: 3),

Ciri Mukmin yang sungguh-sungguh imannya. (QS. al-Anfal: 3-4),

Ciri Mukmin yang mengharapkan keuntungan abadi. (QS. Faathir: 29).

Berinfak akan melipatgandakan pahala di sisi Allah SWT. (QS. al-Baqarah: 262).

Sebaliknya, tidak mau berinfak sama dengan menjatuhkan diri pada kebinasaan. (QS. Al-Baqarah: 195).

Di antara keutamaan zakat adalah, termasuk indikator tingginya keimanan seseorang, mengundang pertolongan dan rahmat Allah SWT. (QS. Al-Hajj: 40-41 dan QS at-Taubah: 71).

Membersihkan harta. (QS. at-Taubah: 103)

Mengembangkan harta. (QS. ar-Ruum: 39)

Mendistribusikan harta sehingga lenyap jurang antara kaya dan miskin. (QS. al-Hasyr: 7)

Jihad


Ibadah lainnya yang masih berkaitan langsung dengan harta dan pahalanya mampu melebur dosa adalah jihad. Jihad di jalan Allah yang dilakukan dengan ikhlas bisa melebur dosa.

Baik yang dilakukan dengan harta maupun jiwa. Allah berfirman,

…(yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan ke dalam surga.

(QS. ash-Shaff: 11-12)

Karenanya, para sahabat Rasulullah SAW selalu berlomba menyambut seruan jihad. Kendati mereka sudah menginfakkan harta, tapi itu tak membuat mereka puas untuk tidak ikut berjuang di jalan Allah. Bagi mereka, syahid di jalan Allah adalah kunci utama untuk mendapatkan ampunan Allah.

Dari Abu Hurairah Rasulullah SAW bersabda,

Orang yang mati syahid akan diampuni dosanya pada percikan darah yang pertama, dan akan dikawinkan dengan dua bidadari dan akan memberi syafaat tujuh puluh dari anggota keluarganya.

(HR. Thabrani)

Untuk itu, niat berjihad harus selalu ada dalam benak kaum Muslimin.

Ibadah


Namun, bagi mereka yang tidak sempat berjihad bukan berarti pintu melebur dosa tertutup.

Ibadah sehari-hari yang kita lakukan dengan ikhlas dan sesuai tuntutan Rasulullah SAW, juga bisa menghapus dosa. Rasulullah SAW bersabda,

Barangsiapa yang berwudhu seperti wudhuku ini, maka dosa-dosanya yang terdahulu akan diampuni. Sedangkan shalatnya, jalannya menuju masjid adalah amalan tambahan.

(HR. Muslim dan Nasai)

Dalam hadis yang diriwayatkan Thabrani dan Ibnu Hibban dalam Shahih-nya, Abdullah bin Umar berkata bahwa Rasulullah saw bersabda,

Barangsiapa yang pergi ke masjid (untuk shalat) berjamaah, maka satu langkah bisa menghapus kesalahannya, dan satu langkah (yang lain) ditulis sebagai kebaikan (untuknya) selama pergi dan pulang.

Begitu juga dengan ibadah-ibadah lainnya. Shalat merupakan kaffarah (penebus) atas dosa dan kesalahan seorang hamba.

Perumpamaan orang yang melakukan shalat lima waktu sehari semalam ibarat orang yang di depan rumahnya mengalir sungai dan ia mandi lima kali sehari. Tak akan ada kotoran yang tersisa.

Begitulah perumpamaan shalat lima waktu. Dengan shalat itu Allah akan melebur kesalahan-kesalahan (hamba-Nya),

(HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Muslim dan Tirmidzi bahwa Rasulullah SAW bersabda,

Shalat lima waktu, shalat Jum’at menuju Jum’at berikutnya adalah pelebur dosa di antara mereka, selama dosa-dosa besar tidak dilanggar.

Puasa


Ibadah puasa yang dilakukan dengan penuh keimanan dan hanya mengharap ridha Allah, bisa menghapus dosa.

Barangsiapa puasa Ramadhan dengan iman dan ikhlas (mencari pahala karena Allah) maka diampunilah dosanya yang sudah lewat,

(HR. Bukhari Muslim)

Apalagi jika puasa Ramadhan diikuti dengan puasa Syawal enam hari setelahnya.

Barangsiapa yang puasa Ramadhan dan mengiringinya dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka ia akan keluar dari dosa-dosanya seperti pada hari ia dilahirkan ibunya,

(HR. Thabrani dalam Mu’jam al-Ausath-nya)

Puasa ayyamul bidh (tiga hari setiap pertengahan bulan hijriyah) juga bisa menjadi penghapus dosa. Dalam Mu’jam al-Kabir-nya Thabrani meriwayatkan, dari Maimunah binti Sa’ad bahwa Rasulullah SAW bersabda,

Dari setiap bulan tiga hari, barangsiapa yang mampu melaksanakannya maka (pahala) setiap harinya bisa melebur sepuluh kali kesalahan dan dia bersih dari dosa seperti air membersihkan pakaian.

Haji


Kalau ibadah harian (seperti shalat), bulanan (seperti puasa sunnah), atau tahunan (seperti puasa Ramadhan) mampu melebur dosa, begitu juga dengan ibadah haji yang diwajibkan sekali seumur hidup bagi yang mampu. Rasulullah saw bersabda,

Barangsiapa yang melaksanakan haji, lalu tidak berbicara kotor dan tidak fasik, dia akan kembali (diampuni) dari dosanya sebagai mana ia dilahirkan ibunya,

(HR. Bukhari Muslim)

Begitulah kesempurnaan Islam dan keutamaan umat Nabi Muhammad. Hari-harinya penuh dengan pahala yang mampu menghapus dosa kesalahannya.

Bahkan, penghapus dosa itu kadang bukan datang dari ibadah mahdhah yang kita lakukan. Musibah yang dihadapi dengan tabah dan sabar juga mampu mendatangkan ampunan Allah.

Tidaklah menimpa seorang Mukmin suatu kepayahan dan tidak pula penyakit yang langgeng, tidak pula duka cita, dan tidak pula kesusahan, tidak pula penyakit dan tidak pula kesedihan sampai duri yang mengenai dirinya kecuali Allah akan mengampuni kesalahannya dengan musibah itu,

(HR. Bukhari Muslim)

Muamalah sesama manusia yang dilakukan dengan akhlak yang baik juga mampu mengikis tumpukan dosa.

Akhlak yang baik bisa menghancurkan kesalahan-kesalahan sebagaimana matahari mencairkan es,

(HR. Thabrani dan Baihaqi).

Dalam hadis yang diriwayatkan Ahmad dan Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda,

Tak ada dua orang Islam yang saling bertemu, lalu keduanya saling berjabat tangan kecuali Allah akan mengampuni keduanya sebelum berpisah.

Subhanallah. Betapa mulia Islam. Tak ada tindakan umatnya yang sia-sia jika dilakukan sesuai tuntunan Nabi kita Muhammad Rasulullah SAW.

Desah napas kebaikan yang kita hembuskan semua bernilai pahala. Ibadah-ibadah ringan yang selama ini sering kita anggap remeh nyatanya mampu menjadi penghapus dosa.

Berlangganan Artikel Kami Untuk Mendapatkan Pembaruan Syiar Islam di Email Sahabat. Gratis!

Belum ada Komentar untuk "Amalan Penghapus Dosa"

Posting Komentar

dfddssds

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel